Otak merupakan
pusat sitem saraf. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan,
perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak
jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga
bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan,
emosi. ingatan, pembelajaran motorik
dan segala bentuk pembelajaran
lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia
dan neuron. Glia berfungsi
untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam
bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi
aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh
dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai
jutaan neuron pada otaknya,
vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milyar neuron.
Otak manusia adalah struktur pusat
pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia
bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran
manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran.
Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan
mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif.
Manusia sebenarnya memiliki
jumlah sel otak yang sama dengan Albert Einsten, Thomas Alfa Edison bahkan
teman kita yang pintar dan selalu menjadi juara umum, hanya saja ouputnya
berbeda, hal itu dikarenakan pendayagunaannya yang berbeda.
Otak manusia memiliki jutaan sel
saraf yang disebut neuron yang dapat berinteraksi dengan sel-sel lain di
sepanjang cabang-cabang yang disebut dendrit. Kunci penghubung antara
dendrit-dendrit adalah suatu zat yang disebut myelin. Ketika kamu menerima
informasi maka myelin akan terbentuk sehingga dendrit terhubung. Proses inilah
disebut penerimaan dan penyimpanan informasi. Pada tahap awal untuk membuat
myelin yang pertama dibutuhkan adalah energi yang besar. Itulah sebabnya
seorang yang jarang berfikir secara otomatis akan memiliki daya ingat yang
rendah karena energi yang rendah.
Dunia medis di jaman dahulu
menganggap bahwa perbedaan fungsi otak kanan dan otak kiri tidaklah besar.
Namun, pada saat ini, perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan tidak hanya
menjadi pengetahuan yang diakui bersama oleh para praktisi medis pada umumnya,
tetapi juga menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan yang khusus diteliti.
Fungsi otak kiri adalah untuk
berpikir nalar, analisa, kemampuan berbahasa dan kemampuan menghitung. Dapat
dikatakan juga bertanggung jawab terhadap IQ seseorang. Seseorang dengan
kecenderungan otak kiri yang lebih dominan lebih egois, mementingkan diri
sendiri, mudah iri hati, sombong dan lain sebagainya. Otak kanan bertanggung
jawab dalam emosi, daya intuisi, daya kreasi, kesenian, kemampuan refleksi,
daya ingat, kepribadian dan lain sebagainya. Yaitu bertanggung jawab terhadap
emosi (EQ).
Seseorang dengan kecenderungan
otak kanan yang lebih dominan cenderung dapat lebih berperasaan serta kurang
kemampuan manajerial. Pendidikan saat ini kebanyakan lebih mengutamakan otak
kiri. Sehingga mengakibatkan banyak orang tidak percaya adanya indera intuisi,
daya prediksi dan kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum dimana fungsi
otak kanan tertekan oleh otak kiri.
Beberapa
waktu yang lalu banyak dibicarakan munculnya metode ‘Aktifasi Otak Tengah’.
Metode ini mengklaim mampu meningkatkan kemampuan anak setelah otak tengahnya
diaktifasi. Benarkah demikian? Saya juga penasaran ingin mincoba metode
tersebut. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan setelah otak tengah
(midbrain) diaktifkan, fungsi dari otak kanan dan otak kiri dapat berjalan
secara seimbang. Otak kiri tidak lagi menekan otak kanan. Kemampuan prediksi,
daya ingat, kesenian dan kemampuan refleks tidak hanya menjadi berkembang,
tetapi kemampuan manajerial dan pemahaman juga dapat terpelihara. Orang seperti
ini akan lebih memiliki rasa cinta kasih, lebih mencintai orang tua sendiri,
termasuk orang yang lebih tua, memiliki kecerdasan dan kerukunan. Memulihkan
potensi awal yang semestinya dimiliki oleh umat manusia. Sungguh luar biasa.
Coba
bayangkan jika semua anak di indonesia mengaktifkan otak tengahnya, negara ini
kedepannya pasti akan sangat maju.
Bagaimana peranan
otak dalam pembelajaran? Tentu sangat penting karena otak merupakan organ yang
sangat fital. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Proses belajar
harus mampu mengoptimalkan kerja dan fungsi Otak.
Ir. Sutanto Windura (Director The Brainic Institute) mengatakan otak berjalan secara linier, setiap informasi masuk akan segera dipancarkan dengan sendirinya oleh otak menjadi asosiasi yang berbeda-beda. Untuk itulah cara kerja natural otak perlu dipelajari agar mendapatkan fungsi otak yang optimal.
Ir. Sutanto Windura (Director The Brainic Institute) mengatakan otak berjalan secara linier, setiap informasi masuk akan segera dipancarkan dengan sendirinya oleh otak menjadi asosiasi yang berbeda-beda. Untuk itulah cara kerja natural otak perlu dipelajari agar mendapatkan fungsi otak yang optimal.
Hukum-Hukum Otak:
1. Otak menyimpan
informasi dalam sel-sel syarafnya.
2. Otak memiliki
komponen untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan dalam berpikir dan berperilaku.
3. Otak menyimpan
informasi dalam bentuk kata, gambar, dan warna.
4. Otak tidak
membedakan fakta dan ingatan.
5. Imajinasi dapat
memperkuat otak dan mencapai apa saja yang dikehendaki.
6. Konsep dan
informasi dalam otak disusun dalam bentuk pola-pola. Otak dapat menerima
sekaligus menolak pola-pola itu. Otak terikat dan sekaligus tidak terikat
dengan pola.
7. Alat-alat indra
dan reseptor saraf menghubungkan otak dengan dunia luar. Latihan indra dan
latihan fisik dapat memperkuat otak.
8. Otak tidak
pernah istrahat. Ketika “otak rasional” kelelahan dan tidak dapat menuntaskan
sebuah pekerjaan, maka “otak intuitif” akan melanjutkannya.
9. Otak dan hati
berusaha saling dekat. Otak yang diasah terus menerus dapat membawa pemiliknya
ke jalan kebajikan dan kebijaksanaan, serta ketenangan jiwa.
10. Kekuatan otak
turut ditentukan oleh makanan fisik yang diterima otak..
Seorang peneliti
bidang psikologi, Herman Witkin, melalui studi risetnya mengemukakan 2 macam
karakteristik Gaya Belajar yang dimiliki seseorang, yaitu:
1. Gaya Belajar GLOBAL (cenderung memandang sesuatu secara menyeluruh atau melihat gambar yang besar, dan tidak bagian demi bagian).
1. Gaya Belajar GLOBAL (cenderung memandang sesuatu secara menyeluruh atau melihat gambar yang besar, dan tidak bagian demi bagian).
2. Gaya Belajar
ANALITIK (cenderung melihat suatu masalah secara bertahap, dan memfokuskan diri
pada bagian-bagian yang membentuk gambar, secara urut dan terperinci).
Keunggulan daya
saing manusia atas mahluk hidup lainnya:
1. Otak belajar
(The learning Brain).
2. Pengendalian
Emosi.
3. Kemampuan
Memilih faktor penggerak (Kecerdasan Spiritual).
4. Kecerdasan
Ruhani.
Keunggulan ini
adalah anugrah sekaligus adalah amanah yang harus dipertanggung-jawabkan pada
sang pencipta.
Pada otak manusia, berlaku ketentuan “You use it or You Loose it” semakin banyak digunakan otak kita menjadi semakin padat. Jumlah sel-sel Otak manusia dan berbagai otak binatang:
1. Otak Manusia
100 miliar sel.
2. Otak kera 10
miliar sel. (1:10).
3. Otak Tikus 5
juta sel (1: 20’000).
4. Otak lalat 100
ribu sel (1: 1’000’000).
Kelebihan lainnya
dari otak manusia adalah memiliki kemampuan sebagai otak belajar sedangkan
binatang diciptakan tidak memiliki sarana ini. Jumlah sel otak bukan menunjukan
intelektualitas orang tersebut. Manusia hanya memerlukan otaknya kurang dari 1%
untuk dapat hidup normal. Dengan demikian potensi besar masih tersimpan pada
diri setiap manusia.
Sungguh sangat disayangkan
jika kita tidak menggunakan otak kita dengan maksimal. Begitu pula dalam
pembelajaran, guru harus bisa mengembangkan metodenya untuk membuat
inovasi-inovasi dalam mendidik peserta didiknya yang mana pada umunya otak
manusia lebih merespon gambar atau visual, sementara peserta didik lebih
seringkali dijejali tulisan dan kata-kata atau kerja otak kiri. Perubahan
metode belajar oleh guru dan orangtua disertai pemahaman bahwa setiap anak
adalah unik dan memiliki kecerdasan yang berbeda akan menghasilkan inovasi belajar
kearah yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar