BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia
untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu
negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu
kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan
dalam kemampuan (difabel) seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 (1)
yaitu setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama memperoleh pendidikan.
Hal ini menunjukkan bahwa anak berkelainan berhak pula memperoleh kesempatan
yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam pendidikan.
Selama ini, pendidikan bagi anak berkelainan disediakan
dalam tiga macam lembaga pendidikan, yaitu Sekolah Berkelainan (SLB), Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB), dan
Pendidikan Terpadu. Namun, sekolah-sekolah tersebut dinilai masih kurang
efektif karena sebagian besar tempatnya berada diperkotaan. Pendidikan
inklusi merupakan perkembangan terkini dari model pendidikan bagi anak
berkelainan. Diharapkan melalui pendidikan inklusi, anak berkelainan
dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat
terdapat anak normal dan anak berkelainan (berkelainan) yang tidak dapat
dipisahkan sebagai suatu komunitas. Oleh karena itu, anak berkelainan perlu
diberi kesempatan dan peluang yang sama dengan anak normal untuk mendapatkan
pelayanan pendidikan di sekolah (SD) terdekat. Sudah barang tentu SD terdekat tersebut perlu dipersiapkan
segala sesuatunya. Pendidikan inklusi diharapkan dapat memecahkan salah satu
persoalan dalam penanganan pendidikan bagi anak berkelainan selama ini.
2. Rumusan Masalah:
Dari latar belakang tersebut, dapat dibuat rumusan
masalah yaitu:
1. Apakah
pengertian kelas reguler?
2. Apakah
pengertian kelas reguler dengan cluster?
3. Apakah
pengertin kelas regular dengan pull out?
4. Apakah
pengertian kelas regular dengan cluster dan pull out?
5. Apakah
pengertian kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian?
6. Apakah
pengertian kelas khusus penuh?
3. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui makna perkembangan intelek:
1.
Kelas regular penuh
2.
Kelas regular dengan cluster
3.
Kelas regular dengan pull out
4.
Kelas regular dengan cluster dan pull
out
5.
Kelas khusus dengan berbagai
pengintegrasian
6.
Kelas khusus penuh
4. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, pembahasan dan penutup.
Pendahuluan meliputi; latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan. Pembahasan merupakan isi dari inti makalah yang
meliputi; pengertian kelas regular penuh, pengertian kelas
regular dengan cluster, pengertian kelas regular dengan pull out dan pengertian
kelas regular dengan cluster pull out, pengertian kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian
dan pengertian kelas khusus penuh. Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
ISI
Dalam
memilih sistem penempatan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada anak
berkesulitan belajar ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Berbagai
faktor tersebut adalah tingkat kesulitan, kebutuhan anak untuk memperoleh
pelayanan yang sesuai, dan keterampilan sosial, dan akademik anak. Suatu tim
yang menangani anak yang berkesulitan belajar biasanya menganjurkan untuk
memilih suatu system pemberian pelayanan kelas regular atau khsusus.
A.
Bentuk
Kelas Reguler
Jenis pelayanan dalam bentuk kelas
regular dimaksudkan untuk mengubah citra tentang adanya dua tipe anak, yaitu
anak yang berkesulitan belajar dan anak yang tidak berkesulitan belajar. Dalam
kelas regular yang dirancang untuk membantu anak berkesulitan belajar,
diciptakan suasana belajar koperatif sehingga memungkinkan semua anak baik yang
berkesulitan belajar maupun yang tidak berkesulitan belajar, dapat menjalin
kerjasama untuk mencapai tujuan belajar. Suasana belajar koperatif diciptakan
untuk menghindari kompetensi antar anak yang berkesulitan belajar dengan anak
yang tidak berkesulitan belajar dan untuk menghindari terjadinya duplikasi pemberian pelayanan. Program pelayanan pendidikan
individual diberikan kepada semua anak yang membutuhkan baik yang berkesulitan
belajar maupun yang tidak, dan bahkan juga diberikan kepada anak yang berbakat
(gifted and talented).
Sistem pemberian pelayanan dalam bentuk
kelas regular memiliki banyak keuntungan diantaranya:
1. Anak
berkesulitan belajar akan menggunakan anak yang tidak berkesulitan belajar
sebagai model perilaku mereka.
2. Mengelola
anak berkesulitan belajar dikelas regular lebih murah daripada menyediakan
pelayanan dan situasi khusus.
3. Anak
yang tidak berkesulitan belajar dapat menjadi lebih memahami adanya perbedaan
antarindividu.
4. Guru
regular dimungkinkan untuk menjadi lebih dapat menyesuaikan pembelajaran mereka
dengan karakteristik individual semua anak.
Selain keuntungan, juga terdapat
kekurangan dalam pemberian pelayanan dalam bentuk kelas regular, diantaranya:
1. Anak
berkesulitan belajar kurang memperoleh pelayanan individual.
2. Anak
berkesulitan belajar masih mungkin memperoleh cap negatif dari anak yang tidak
berkesulitan belajar.
3. Anak
berkesulitan belajar mungkinkan sering gagal karena sulitnya bahan dan tugas.
4. Anak
berkesulitan belajar akan dirugikan karena tidak memperoleh pelayanan PLB yang
sistematis dan latihan ketrampilan dasar yang cukup.
5. Semangat
juang (morale) guru kelas atau guru regular mungkin akan terpengaruh secara
negatif karena banyak diantara mereka yang tidak dipersiapkan untuk menangani
anak berkesulitan belajar.
Dalam kelas regular semacam ini,
berbagai metode untuk kedua jenis anak digunakan bersama. Adapun pembagian
kelas regular, yaitu:
1. Kelas
regular penuh
2. Kelas
regular dengan cluster
3. Kelas
regular dengan pull out
4. Kelas
regular dengan cluster dan pull out
1.
Kelas
Regular Penuh
Yaitu anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal)
sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama. Dalam
kelas regular dirancang untuk membantu anak yang berkesulitan belajar diciptakan suasana belajar
kooperatif sehingga memungkinkan semua anak, dapat menjalin kerjasama untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Ciri-ciri
kelas regular:
a. guru
kelas paham kebutuhan siswa & terampil menggunakan metode/alat yang tepat;
b. siswa
tidak perlu diidentifikasi secara resmi & total bergabung dengan siswa
normal
Dalam
kelas ini kondidi siswa yang lambat belajar memiliki gangguan atau retardasi mental
dalam tingkat ringan. Untuk mengatasi anak yang ditempatkan di kelas reguler
penuh tidak membutuhkan guru khusus.
2.
Kelas
Regular dengan Cluster
Yaitu anak berkelainan belajar bersama
anak lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus.
Ciri-ciri kelas regular dengan
cluster:
a.
Guru kelas dapat memahami semua kebutuhan siswa dengan bantuan
konsultan
b.
Siswa tidak perlu diidentifikasi secara resmi
c.
Total bergabung dengan siswa normal
Dalam kelas ini kondisi siswa yang lambat
belajar memiliki gangguan atau retardasi mental dalam tingkat ringan. Guru
khusus sangat berperan dalam kelas ini yaitu memberikan instruksi dan contoh
penanganan serta membantu guru kelas sesuai kebutuhan.
3. Kelas Regular dengan Pull Out
Anak tunarungu belajar bersama dengan anak
mendengar di kelas regular, namun dalam waktu-waktu tertentu anak tunarungu
ditarik dari kelas regular ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing
khusus.
4. Kelas Regular dengan Cluster dan
Pull Out
Anak tunarungu belajar bersama dengan anak
mendengar di kelas regular dalam kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu
tertentu ditarik dari kelas regular untuk belajar dengan guru pembimbing
khusus.
B.
Kelas Khusus
Kelas khusus adalah kelas yang dirancang khusus
biasanya untuk menempatkan 10 atau 20
anak berkesulitan belajar dalam satu kelas.
Keuntungan Kelas Khusus
a. Pembelajaranya
menjadi lebih efisien karena pengelompokan homogeny
b. Anak
berkesulitan belajar lebih banyak memperoleh pelayanan yang bersifat individual
dari guru.
Kekurangan Kelas Khusus
a. Anak
berkesuliatan belajar sering dicap negative yang dapat mengganggu kepercayaan
diri, penolakan dari teman, perolehan pekerjaan dimasa depan, sikap negatif
dari keluarga, dan harapan untuk berhasil yang rendah dari guru.
b. Anak
berkebutuhan belajar cenderung hanya dapat berimitasi dengan sesame mereka.
Kelas khusus dibagi menjadi 2 :
1.
Kelas
Khusus dengan Berbagai Pengintegrasian
Dalam pendidikan inklusif, integratif memiliki
penafsiran yamng bermacam-macam. Sub-Direktorat PSLB (1992: 3) menafsirkan
pendidikan integratif adalah pendidikan yang menempatkan anak luar biasa
belajar bersama anak normal dalam satu kelas. Barbara Clark (1983: 404)
menginterprestasikan pendidikan integrative sebagai pendidikan yang berupaya
mengoptimalkan perkembangan perkembangan fungsi kognitif, afektif, fisik, dan
intuitif secara terintegrasi.
Dari kedua pernyataan pendapat diatas mengenai
pendidikan integratif, maka kita dapat menyimpulkan bahwa kelas khusus dengan
berbagai pengintegrasian merupakan kelas khusus yang didalamnya berisi anak
berkelainan belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam
bidang-bidang tertentu dalam kelas ini anak dapat belajar bersama dengan anak
lain (normal).
Alasan
perlunya menyelenggarakan pendidikan integratif
a. Alasan
keilmuan
b. Alasan
filosofis
c. Alasan
Ekonomi
d. Fleksibilitas
kurikulum LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
2.
Kelas
Khusus Penuh di Sekolah Reguler
Adalah anak berkelainan belajar di dalam kelas
khusus pada sekolah reguler.
BAB III
KESIMPULAN
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi memang tidak
sesederhana menyelenggarakan sekolah umum. Kenyataan di lapangan memerlukan
sarana yang cukup, misalnya gedung sekolah dengan menyesuaikan kondisi anak.
Peralatan pendidikan yang memadai, contoh bagi tuna netra perlu alat tulis
Braille, tuna rungu perlu alat Bantu dengar, tuna daksa perlu kursi roda dan
masih banyak lagi fasilitas yang harus disediakan dengan harapan anak cacat
dapat berkembang kemampuannya secara optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyono, Abdurrahman(1993).Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar