A. Pengertian Tunagrahita
Tunagrahita
merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna berarti
merugi sedangkan grahita berarti pikiran. Tunagrahita atau Retardasi Mental
berarti keterbelakangan mental. Pedoman penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa (1993) Mendefinisikan tungrahita adalah suatu keadaan perkembangan mental
yang terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai oleh daya keterampilan
selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat intelegensi yaitu
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Sehingga dapat
diketahui tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental-intelektual dibawah rata-rata. Anak yang
menderita tunagrahita kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
B.
Klasifikasi ABK dengan Gangguan Mental Rendah
atau Tunagrahita
Seseorang dapat
diukur tingkat kecerdasannya melalui tes intelegensi yang hasilnya disebut
dengan IQ (intelligence quitient). Klasifikasi ABK dengan gangguan mental
rendah (Tunagrahita) berdasarkan skor IQ sebagai berikut:
1.
Tunagrahita
ringan memiliki IQ 50-70 (Mild atau Debil atau Moron atau Mampu Didik)
Anak tunagrahita ringan atau mampu didik (debil)
adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti program sekolah biasa,
tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak
tunagrahita mampu didik antara lain membaca, menulis, dan berhitung, serta
kepentingan kerja dikemudian hari.
2.
Tunagrahita
sedang memiliki IQ 25-50 (Imbecile atau Moderate atau Mampu Latih)
Anak tunagrahita sedang atau mampu latih (imbecile) adalah anak tunagrahita yang
memiliki kecerdasan sedimikian rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti
program yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu didik. Oleh karena itu, ada
beberapa kemampuan anak tunagrahita mampu latih yang perlu diberdayakan,
seperti belajar mengurus diri sendiri misalnya mandi, belajar menyesuaikan lingkungan
rumah atau sekitarnya, dan mempelajari kegunaan ekonomi dimanapun ia berada.
3.
Tunagrahita
berat memiliki IQ dibawah 25 (Idiot atau Mampu Rawat)
Anak tunagrahita mampu rawat (idiot) adalah anak
tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu
mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk mengurus kebutuhan diri sendiri
sangat membutuhkan orang lain.
C.
Faktor-faktor
yang Menyebabkan Tunagrahita
Menurut Kaplan 1997 gangguan mental rendah
atau tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
1.
Genetik
(Kromosom Bawaan), meliputi:
a.
Sindroma
down (mongoloid) dengan karakteristik mata yang sipit, dan hidung yang
pesek. Faktor penyebab dalam gangguan kromosom, diantaranya yaitu bertambahnya
usia ibu, dan radiasi sinar-X. Orang dengan sindroma down menunjukkan
pemburukan yang jelas dalam bahasa, daya ingat, keterampilan merawat diri sendiri,
dan memecahkan masalah dalam usia 30 tahunan.
b.
Sindroma
X rapuh merupakan penyebab tunggal kedua pada tunagrahita. Sindroma ini
disebabkan dari mutasi pada kromosom X yang diketahui sebagai tempat rapuh.
Ciri yang terlihat adalah kepala yang besar dan panjang dan perawakan pendek.
Ciri perilaku orang dengan sindroma ini adalah tingginya angka hiperaktivitas
dan gangguan belajar.
c.
Sindroma
Prader-Willi, merupakan akibat dari penghilangan kecil pada kromosom 15. Orang-orang
dengan sindroma ini menunjukkan perilaku makan yang terlalu dan seringkali
obesitas, tunagrahita, perawakan
pendek, hipotonia, tangan dan kaki yang kecil.
d.
Sindroma
tangisan kucing (cat cry syndrome). Anak-anak dengan sindroma ini
kehilangan bagian kromosom 5. Mereka seringkali mengalami penyimpangan
kromosom, seperti telinga yang letaknya rendah, dan mikrognatia. Tangisan seperti
kucing yang karakteristik disebabkan oleh kelainan laring, dan sindroma ini
menghilang seiring dengan bertambahnya usia.
2.
Faktor
genetik lain, meliputi:
a.
Femilketonuria
(PKU), merupakan gangguan metabolisme bawaan. Sebagian besar pasien ini
mengalami tingkat keparahan tunagrahita yang berat, tetapi beberapa dilaporkan
mengalami kecerdasan yang normal. Gambaran anak dengan PKU adalah
hiperaktif dan menunjukkan gerakan yang aneh pada tubuhnya dan memuntir
tangan, perilaku mereka terkadang menyerupai anak yang autis. Komunikasi verbal
dan nonverbal biasanya terganggu.
b. Gangguan Rett, merupakan sindroma tunagrahita
dominan terkait-X yang degeneratif dan hanya mengenai wanita. Pemburukan
keterampilan komunikasi perilaku motorik, dan fungsi sosial dimulai pada usia
1,5 tahun.
c. Neurofibromatosis, merupakan sindroma neurokutaneus yang paling sering disebabkan oleh gen
dominan tunggal. Gangguan ini mungkin diturunkan, atau mungkin juga karena
mutasi gen yang baru.
d. Sklerosis
tuberosis merupakan sindrom neurokutaneus yang kedua. Angka autisme yang
lebih tinggi dibandingkan gangguan intelektual akan menyebabkan orang
memperkirakan gangguan ini.
e. Sindroma Lesch-Nyhan,
merupakan suatu gangguan yang jarang disebabkan oleh defisiensi suatu enzim yang
terlibat dalam metabolisme urin. Sindroma ini disertai dengan menggigit mulut
dan jari-jari.
f.
Adrenoleukodistrofi, menyebabkan gangguan visual dan intelektual,
kejang, dan perkembangan menuju kematian.
g. Penyakit urin sirup maple, gejala klinis dari
penyakit urin sirup maple tampak
selama minggu pertama kehidupan. Bayi memburuk dengan cepat dan mengalami kejang, iregularitas pernapasan, dan hipoglikemia.
h. Gangguan defisiensi enzim lain.
1)
Pada
masa sebelum kelahiran (pra-natal)meliputi:
a) Infeksi Rubella (cacar Jerman), Rubella telah menggantikan sifilis sebagai
penyebab utama tunagrahita yang
disebabkan oleh infeksi maternal..
b)
Penyakit inklusi sitomegalik,
anak-anak dengan tunagrahita dari penyakit ini seringkali memiliki
klasifikasi serebral, atau
hidrosefalus.
c) Sifilis, sifilis pada wanita hamil dahulu
merupakan penyebab utama berbagai perubahan pada keturunannya, termasuk
tunagrahita.
d) Toxoplasmosis, dapat ditransmisikan dari ibu kepada
janinnya. Penyakit ini menyebabkan tunagrahita ringan atau berat, dan pada
kasus yang berat, meyebabkan hidrosefalus dan kejang.
e) Herpes simpleks, dapat ditransmisikan
transplasental, walaupun cara yang paling sering adalah selama kelahiran.
f)
Sindroma
AIDS, menyebabkan banyak janin dari ibu dengan AIDS tidak pernah lahir cukup
bulan karena terjadi lahir mati dan abortus spontan.
g) Sindroma alcohol janin, seringkali, anak yang
terkena, mengalami gangguan belajar dan gangguan defisit atensi/hiperaktivitas.
h)
Pemaparan
zat prenatal, pemaparan prenatal seperti heroin, oplate, seringkali menyebabkan
seorang bayi yang kecil untuk usia kehamilannya, dengan lingkaran kepala di
bawah persentil ke-10.
i)
Penyulit
kehamilan, toksemia pada kehamilan dan diabetes maternal yang tidak terkendala
memberikan bahaya bagi janin dan kadang-kadang menyebabkan tunagrahita.
2)
Pada
saat kelahiran (perinatal) tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian
yang terjadi saat kelahiran adalah luka-luka pada saat kelahiran, sesak nafas (asphyxia),
dan lahir premature.
3)
Pada
saat setelah lahir (post-natal) penyakit-penyakit akibat infeksi
misalnya; meningitis (peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi
(kekurangan gizi), cedera kepala yang disebabkan karena kendaraan bermotor yang
dapat menyebabkan kecacatan mental.
4)
Faktor
Sosiokultural atau sosial budaya lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan
intelektual manusia. Tunagrahita biasanya secara bermakna menonjol di antara
orang kelompok sosioekonomi rendah dan banyak saudaranya yang terkena
tunagrahita. Kehamilan pada remaja juga sering menjadi penyebab tunagrahita.
D.
Ciri-ciri Fisik dan Penampilan Anak
Tunagrahita:
Anak-anak dengan gangguan mental rendah
(tunagrahita) mempunyai ciri fisik, yakni:
1.
Penampilan
fisik yang tidak seimbang, misalnya kepala terlalu besar atau kecil, dan kaki
atau tangan kecil.
2.
Tidak
dapat mengurus diri sendiri sesuai dengan usia. Mereka membutuhkan bantuan
orang lain untuk mengurus keperluan sehari-harinya.
3.
Tidak
ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan. Pandangan mereka cenderung
kosong yang mengakibatkan ketidakpedulian terhadap sekelilingnya.
4.
Koordinasi
gerak kurang (gerakan sering tidak terkendali).
E.
Kebutuhan Pembelajaran Anak Tunagrahita
Anak tunagrahita
berbeda dengan anak normal dan membutuhkan perhatian khusus. Dalam proses
belajar terletak pada hambatan dan masalah belajarnya. Perbedaan karakteristik
belajar anak tunagrahita dengan anak sebayanya yang normal, anak tunagrahita
banyak mengalami masalah terutama dalam hal tingkat kemahirannya menyelesaikan
masalah dan minat terhadap penyelesaian tugas.
KESIMPULAN
Tunagrahita adalah anak yang mengalami
hambatan keterbelakangan mental dan intelektual dan dapat diklasifikasikan
menjadi tunagrahita ringan, sedang, dan berat. Penderita ini umunya membutuhkan
bantuan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Salim Ch., Munawir Y., & Sunardi. 2009. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Secara
Inklusif. Surakarta:
0 komentar:
Posting Komentar