PENGARUH DNA DAN RNA
DALAM PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS)
ADN Sebagai Materi Genetik
Setiap mahluk hidup tubuhnya tersusun dari sel . Didalam sel
terdapat : inti sel -> kromosom
-> kromonema -> kromoner -> gen/DNA .
ü
kromosom sebagai : pembawa sifat
ü
gen sebagai : penentu sifat
Kromosom tersusun dari benang-benang yang disebut dengan
kromonema.
Kromonema terdiri dari beberapa kromoner , didalam kromoner inilah
terdapat gen .
Kromonema terdiri dari beberapa kromoner , didalam kromoner inilah
terdapat gen .
DNA/ADN adalah awal
dari kehidupan, sebagai pengatur aktivitas .
A.
Fungsi
1.
Membawa informasi genetik dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
2.
Berperan dalam proses sintese protein.
3.
Mengontrol aktivitas sel, baik secara langsung maupun
secara
tidak langsung .
tidak langsung .
4.
Membentuk ARN /
RNA.
B.
Struktur
kimia ADN
Menurut
Watson dan Crick ( 1953 ), ADN digambarkan sebagai tangga tali
berpilin atau disebut ” double helix ” ( berpilin ganda ). DNA
terdiri dari dua utas benang polinukleotida yang sering berpilin.
Polinukleotida tersusun atas rankaian nukleotida . Nukleotida merupakan susunan kimia makromolekul yang komplek. Terdiri atas 3 macam molekul yaitu :
berpilin atau disebut ” double helix ” ( berpilin ganda ). DNA
terdiri dari dua utas benang polinukleotida yang sering berpilin.
Polinukleotida tersusun atas rankaian nukleotida . Nukleotida merupakan susunan kimia makromolekul yang komplek. Terdiri atas 3 macam molekul yaitu :
1.
Deoksiribosa yang merupakan gula pentosa
2.
Gugus posfat ,dan
3. Basa
nitrogen.Basa nitrogen. Terdiri atas 4 jenis, dikelompokkan menjadi dua bagian
, yaitu :
·
purin terdiri atas guanin ( G ) dan adenin ( A )
- pirimidin terdiri atas timin ( T ) dan sitosin ( S/C )
·
Pasangan-pasangan basa nitrogen yang
menghubungkan kedua
polinukleotida pada satu DNA selalu tetap, menurut aturan Chargaft yaitu sebagai berikut:
polinukleotida pada satu DNA selalu tetap, menurut aturan Chargaft yaitu sebagai berikut:
-
Pasangan Adenin dengan Timin membentuk 2 ikatan
-
Pasangan Guanin dengan Sitosin membentuk 3 ikatan
Dalam
satu molekul DNA, untai gula dan fosfat berperan sebagai induk tangga, sedangkan untai basa merupakan anak
tanngganya. Adapunikatan antara gula dan basa nitrogen atau ikatan gula dan
fosfat disebut dengan ” nukleosida “.
C.
Sifat DNA
1. Bersifat stabil .
2. Jumlah keempat
basa nitrogen dalam DNA dan dalam spesies tidak sama .
3. Di dalam DNA, jumlah A sama dengan T dan jumlah G sama dengan C.
4. DNA mampu melakukan penggandaan diri yang disebut dengan ” replikasi “.
3. Di dalam DNA, jumlah A sama dengan T dan jumlah G sama dengan C.
4. DNA mampu melakukan penggandaan diri yang disebut dengan ” replikasi “.
D.
Replikasi ADN
Sebelum
menjelaskan tentang replikasi mari kita ketahui tentang kemampuan DNA :
1. Heterokatalitik
yaitu ADN mampu membentuk molekul kimia lain dari
sebagian rantainya .
sebagian rantainya .
2.
Autokatalitik yaitu Mampu memperbanyak diri (replikasi) sehingga terbentuk DNA baru .
Hipotesis mengenai
replikasi DNA ada 3 ,sebagai berikut .
v Hipotesis
konservatif ,yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak
berubah ,berfungsi sebagai cetakan untuk rantai DNA baru .
berubah ,berfungsi sebagai cetakan untuk rantai DNA baru .
v Hipotesis
semikonservatif ,yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan
rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing
rantai DNA lama tersebut, sehingga dihasilkan dua molekul yang terdiri
dari satu untai DNA lama yang lengkap dan satu untai DNA baru.
rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing
rantai DNA lama tersebut, sehingga dihasilkan dua molekul yang terdiri
dari satu untai DNA lama yang lengkap dan satu untai DNA baru.
v Hipotesis
dispersif , yaitu beberapa bagian dari kedua rantai lama
DNA digunakan sebagai cetakan untuk sintensis santai DNA baru
,sehingga dihasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling
berselang-seling pada tiap untai .
DNA digunakan sebagai cetakan untuk sintensis santai DNA baru
,sehingga dihasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling
berselang-seling pada tiap untai .
3.
Trankipsi yaitu pembentukan mRNA didalam inti oleh DNA.
4.
Proses pemanjangan asam amino membentuk protein .
SINTESIS PROTEIN
Semua sel hidup mengandung berbagai jenis protein. Sel
membuat sendiri protein-protein yang mereka perlukan. Pembuatan atau disebut
juga sintesis protein adalah penyusunan asam amino pada rantai polipeptida.
Sintesis protein menggunakan kombinasi berbagai jenis asam amino untuk
menghasilkan beragam jenis protein yang berbeda. Jenis protein yang disintesis
bergantung pada kode tertentu, berupa urutan basa DNA. Oleh karena itu, DNA
berperan menentukan jenis protein yang akan dibuat di dalam sel. Jenis asam
nukleat yang lain, yaitu RNA diperlukan untuk meletakkan protein secara
bersama-sama. Proses sintesis protein ini terdiri dari dua tahapan, yaitu
sebagai berikut.
A. TRANSKRIPSI
Transkripsi (bahasa Inggris: transcription)
dalam genetika adalah
pembuatan RNA
dengan menyalin sebagian berkas DNA. Transkripsi
adalah bagian dari rangkaian ekspresi
genetik. Pengertian asli "transkripsi" adalah alih aksara
atau penyalinan. Di sini, yang dimaksud adalah mengubah "teks" DNA
menjadi RNA. Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa nitrogen timina di DNA yang pada
RNA digantikan oleh urasil.
Proses transkripsi berlangsung
sebagai berikut:
1.
Sebagian
rantai ADN membuka, kemudian disusul oleh pembentukan rantai ARNd. Rantai
ADN yang mencetak ARNd disebut rantai sense/template. Pasangan rantai
sense yang tidak mencetak ARNd disebut rantai antisense.
2.
Pada rantai sense ADN didapati pasangan tiga basa
nitrogen (triplet) yang disebut kodogen. Triplet ini akan
mencetak triplet pada rantai ARNd yang disebut kodon. Kodon inilah yang disebut kode genetika
yang berfungsi mengkodekan jenis asam amino tertentu yang diperlukan dalam
sintesis protein. Selanjutnya boleh dikatakan bahwa ARNd atau kodon itulah yang
merupakan kode genetika. Lihat daftar kodon dan asam amino yang dikodekannya di
bawah ini.
3.
Setelah terbentuk, ARNd keluar dari inti sel melalui
pori-pori membran inti menuju ke ribosom dalam sitoplasma.
Untuk setiap satu molekul protein yang dibentuk akan selalu
dimulai dengan kodon inisiasi atau kodon start yaitu AUG yang
mengkodekan asam amino metionin. Jika satu molekul protein telah terbentuk akan
selalu diakhiri dengan tanda berupa kodon stop atau kodon
terminasi, yaitu UGA, UAA, atau UAG (lihat daftar di atas).
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa
dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu :
1.
Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida
trifosfat. Bedanya dengan sumber basa untuk sintesis DNA hanyalah pada
molekul gula pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan
tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat
nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin
trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
2. Adanya
untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara
kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA.
Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA
hasil transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu,
untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA,
disebut sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi
pada umumnya tidak terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu untai DNA.
Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat berselang-seling di
antara kedua untai DNA.
3. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis
DNA.
4.
Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan
gugus 5’- trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan
fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik (PPi). Reaksi
ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim yang bekerja
bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan yang sangat
nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA polimerase
untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.
B.
TRANSLASI
Kodon- kodon dari dRNA diperlukan untuk membangun
protein didalam sitoplasma. Proses ini dinamakan translasi. Pada saat translasi terjadi proses penerjemahan kode
asli dari ADN menjadi sebuah protein serta interaksi antara dRNA dengan tRNA.
Setiap unit tRNA dapat terikat terhadap kodon dRNA pelengkapnya dan mengikat
asam amino khusus. Tiga basa tRNA disebut antikodon.
Lalu bagaimana jalannya proses translasi itu? Selama
translasi, dRNA untuk sementara terikat ke ribosom. Ribosom- ribosom kelihatan
bergerakdisepanjang dRNA dan menunjukkan setiap kodon kepada tRNA. Tugas tRNA
adalah menerjemahkan kodon yang terdapat pada dRNA serta mengangkut satu per
satu asam amino dari dalam sitoplasma dan membawanya ke ARNd. Ketika antikodon
dari tRNA mengikat kodon yang sesuai dengan dRNA, setiap asam amino ditempatkan
pada susunan yang sesuai untuk membentuk sebuah protein khusus. Setelah sebuah
asam amino ditempatkan dalam bentuk protein, satu ikatan peptida dibentuk
diantara setiap asam amino. Kemudian, terjadi pemutusan ikatan yang lemah
diantara tRNA dan asam amino. tRNA akan bebas kembali dan dapat mengangkut asam
amino yang lain di dalam sitoplasma.
Proses sintesis protein dalam ribosom berlangsung
terus sampai sebuah kodon stop(kodon
akhir) diperoleh. Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh
tRNA ke dalam urutan asam amino. Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti
pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua
tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan
ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga
membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin
triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
1.
Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen
yaitu mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan
dua sub unit ribosom.mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi
oleh ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika mRNA masuk
ke ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk. Pembacaan dilakukan untuk
setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang
datang untuk mebaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom
yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk satu, di mana
tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”.
Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat
berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya
AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA
masuk ke celah ribosom.
Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan
yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein.
Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA
ribosomal.
2.
Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam
amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom
terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya kodon II
UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil membawa asam
amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan
dengan serine membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan
kodon III GAG, segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam
amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan
dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian
seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom,
yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi
polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen
dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang
tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma
untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit
ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan
peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru
tiba.
3.
Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi
berlanjut hingga kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah
UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan
bertindak sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk
kemudian “diproses” menjadi protein.
0 komentar:
Posting Komentar