untuk lebih lengkapnya download di sini
tunggu 5 detik klik "SKIP AD" di pojok kanan atas ^_^
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ABK
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya karena mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan, sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.
B. Klasifikasi ABK dengan Gangguan Mental Rendah atau Tunagrahita
Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna berarti merugi sedangkan grahita berarti pikiran. Tunagrahita atau Retardasi Mental berarti keterbelakangan mental. Pedoman penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (1993) Mendefinisikan tungrahita adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai oleh daya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat intelegensi yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Sehingga dapat diketahui tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental-intelektual dibawah rata-rata. Anak yang menderita tunagrahita kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Seseorang dapat diukur tingkat kecerdasannya melalui tes intelegensi yang hasilnya disebut dengan IQ (intelligence quitient). Klasifikasi ABK dengan gangguan mental rendah (Tunagrahita) berdasarkan skor IQ sebagai berikut:
1. Tunagrahita ringan memiliki IQ 50-70 (Mild atau Debil atau Moron atau Mampu Didik)
Anak tunagrahita ringan atau mampu didik (debil) adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti program sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak tunagrahita mampu didik antara lain membaca, menulis, dan berhitung, serta kepentingan kerja dikemudian hari.
2. Tunagrahita sedang memiliki IQ 25-50 (Imbecile atau Moderate atau Mampu Latih)
Anak tunagrahita sedang atau mampu latih (imbecile) adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedimikian rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu didik. Oleh karena itu, ada beberapa kemampuan anak tunagrahita mampu latih yang perlu diberdayakan, seperti belajar mengurus diri sendiri misalnya mandi, belajar menyesuaikan lingkungan rumah atau sekitarnya, dan mempelajari kegunaan ekonomi dimanapun ia berada.
3. Tunagrahita berat memiliki IQ dibawah 25 (Idiot atau Mampu Rawat)
Anak tunagrahita mampu rawat (idiot) adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk mengurus kebutuhan diri sendiri sangat membutuhkan orang lain.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Tunagrahita
Menurut Kaplan 1997 gangguan mental rendah atau tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
1. Genetik (Kromosom Bawaan), meliputi:
a. Sindroma down (mongoloid) dengan karakteristik mata yang sipit, dan hidung yang pesek. Faktor penyebab dalam gangguan kromosom, diantaranya yaitu bertambahnya usia ibu, dan radiasi sinar-X. Orang dengan sindroma down menunjukkan pemburukan yang jelas dalam bahasa, daya ingat, keterampilan merawat diri sendiri, dan memecahkan masalah dalam usia 30 tahunan.
b. Sindroma X rapuh merupakan penyebab tunggal kedua pada tunagrahita. Sindroma ini disebabkan dari mutasi pada kromosom X yang diketahui sebagai tempat rapuh. Ciri yang terlihat adalah kepala yang besar dan panjang dan perawakan pendek. Ciri perilaku orang dengan sindroma ini adalah tingginya angka hiperaktivitas dan gangguan belajar.
c. Sindroma Prader-Willi, merupakan akibat dari penghilangan kecil pada kromosom 15. Orang-orang dengan sindroma ini menunjukkan perilaku makan yang terlalu dan seringkali obesitas, tunagrahita, perawakan pendek, hipotonia, tangan dan kaki yang kecil.
d. Sindroma tangisan kucing (cat cry syndrome). Anak-anak dengan sindroma ini kehilangan bagian kromosom 5. Mereka seringkali mengalami penyimpangan kromosom, seperti telinga yang letaknya rendah, dan mikrognatia. Tangisan seperti kucing yang karakteristik disebabkan oleh kelainan laring, dan sindroma ini menghilang seiring dengan bertambahnya usia.
2. Faktor genetik lain, meliputi:
a. Femilketonuria (PKU), merupakan gangguan metabolisme bawaan. Sebagian besar pasien ini mengalami tingkat keparahan tunagrahita yang berat, tetapi beberapa dilaporkan mengalami kecerdasan yang normal. Gambaran anak dengan PKU adalah hiperaktif dan menunjukkan gerakan yang aneh pada tubuhnya dan memuntir tangan, perilaku mereka terkadang menyerupai anak yang autis. Komunikasi verbal dan nonverbal biasanya terganggu.
b. Gangguan Rett, merupakan sindroma tunagrahita dominan terkait-X yang degeneratif dan hanya mengenai wanita. Pemburukan keterampilan komunikasi perilaku motorik, dan fungsi sosial dimulai pada usia 1,5 tahun.
c. Neurofibromatosis, merupakan sindroma neurokutaneus yang paling sering disebabkan oleh gen dominan tunggal. Gangguan ini mungkin diturunkan, atau mungkin juga karena mutasi gen yang baru.
d. Sklerosis tuberosis merupakan sindrom neurokutaneus yang kedua. Angka autisme yang lebih tinggi dibandingkan gangguan intelektual akan menyebabkan orang memperkirakan gangguan ini.
e. Sindroma Lesch-Nyhan, merupakan suatu gangguan yang jarang disebabkan oleh defisiensi suatu enzim yang terlibat dalam metabolisme urin. Sindroma ini disertai dengan menggigit mulut dan jari-jari.
f. Adrenoleukodistrofi, menyebabkan gangguan visual dan intelektual, kejang, dan perkembangan menuju kematian.
g. Penyakit urin sirup maple, gejala klinis dari penyakit urin sirup maple tampak selama minggu pertama kehidupan. Bayi memburuk dengan cepat dan mengalami kejang, iregularitas pernapasan, dan hipoglikemia.
h. Gangguan defisiensi enzim lain.
1) Pada masa sebelum kelahiran (pra-natal)meliputi:
a) Infeksi Rubella (cacar Jerman), Rubella telah menggantikan sifilis sebagai penyebab utama tunagrahita yang disebabkan oleh infeksi maternal..
b) Penyakit inklusi sitomegalik, anak-anak dengan tunagrahita dari penyakit ini seringkali memiliki klasifikasi serebral, atau hidrosefalus.
c) Sifilis, sifilis pada wanita hamil dahulu merupakan penyebab utama berbagai perubahan pada keturunannya, termasuk tunagrahita.
d) Toxoplasmosis, dapat ditransmisikan dari ibu kepada janinnya. Penyakit ini menyebabkan tunagrahita ringan atau berat, dan pada kasus yang berat, meyebabkan hidrosefalus dan kejang.
e) Herpes simpleks, dapat ditransmisikan transplasental, walaupun cara yang paling sering adalah selama kelahiran.
f) Sindroma AIDS, menyebabkan banyak janin dari ibu dengan AIDS tidak pernah lahir cukup bulan karena terjadi lahir mati dan abortus spontan.
g) Sindroma alcohol janin, seringkali, anak yang terkena, mengalami gangguan belajar dan gangguan defisit atensi/hiperaktivitas.
h) Pemaparan zat prenatal, pemaparan prenatal seperti heroin, oplate, seringkali menyebabkan seorang bayi yang kecil untuk usia kehamilannya, dengan lingkaran kepala di bawah persentil ke-10.
i) Penyulit kehamilan, toksemia pada kehamilan dan diabetes maternal yang tidak terkendala memberikan bahaya bagi janin dan kadang-kadang menyebabkan tunagrahita.
2) Pada saat kelahiran (perinatal) tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi saat kelahiran adalah luka-luka pada saat kelahiran, sesak nafas (asphyxia), dan lahir premature.
3) Pada saat setelah lahir (post-natal) penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya; meningitis (peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi (kekurangan gizi), cedera kepala yang disebabkan karena kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan kecacatan mental.
4) Faktor Sosiokultural atau sosial budaya lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan intelektual manusia. Tunagrahita biasanya secara bermakna menonjol di antara orang kelompok sosioekonomi rendah dan banyak saudaranya yang terkena tunagrahita. Kehamilan pada remaja juga sering menjadi penyebab tunagrahita.
C. Klasifikasi ABK dengan Gangguan Motorik
Gangguan perkembangan motorik sering diperlihatkan dalam bentuk adanya gerakan melimpah (overflow movements) misalnya ketika anak menggerakkan tangan kanan, tangan kiri ikut bergerak tanpa sengaja. Berbagai gejala gangguan perkembangan motorik anak dapat dikenali pada saat anak berolahraga, menari, atau menulis. Anak dengan gangguan motorik ini biasanya dikenal dengan Tunadaksa. Tuna berarti cacat, Daksa berarti tubuh
untuk lebih lengkapnya download di sini
tunggu 5 detik klik "SKIP AD" di pojok kanan atas ^_^
0 komentar:
Posting Komentar